Tuesday, May 11, 2010

pencegahan flu burung

Untuk mengantisipasi perkembangan FLU Burung di tanah air, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan masyarakat antara lain menjaga kebersihan (hygiene dan sanitasi) lingkungan, menerapkan bio security pada hewan peliharaan yang harus dibersihkan den dikubur secara regular, melakukan desinfeksi dengan menggunakan desinfektan.

A.PENGERTIAN
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini ialah AVIAN INFLUENZA.

B.DEFINISI KASUS
1.Kasus Suspek
Kasus suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp > 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan salah satu keadaan.
•Seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang terjangkit KLB flu burung.
•Kontak dengan penderita yang mempunyai dugaan menderita flu burung.
•Bekerja pada laboratorium yang sedang memproses kotoran manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung.
2.Kasus “Probale”
Kasus “Probable” adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan;
•Bukti laboratorium terbatas dan mengarah kepada virus influenza A (H5N1), missal: test HI yang menggunakan antigen H5N1.
•Dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonia gagal pernafasan/ meninggal.
•Terbukti tidak terdapat penyebab lain.
3.Kasus Kompermasi
Kasus kompermasi adalah kasus suspek atau “probale” didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboraturium;
•Kultur virus influenza H5N1 positip
•PCR influenza (H5) positip
•Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali
C.GEJALA KLINIS

Gejala Klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam, sakit tenggorokan, batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan penatalaksanaan dengan baik dapat menyebabkan kematian.

D.ETIOLOGI DAN SIFAT

Etiologi penyakit ini adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu; dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.
Di dalam tinja unggas dan dalm tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit.

Dikenal beberapa tipe virus influenza, yaitu tipe A, tipe B dan tipe C. Virus influenza tipe A terdiri dari beberapa strain, yaitu; H1N 1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan lain-lain.

Saat ini penyebab flu burung adalah Highly Patgogenic Avian Influenza Virus strain H5N1 (H= hemagglutinin; N= neuranidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus influenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.

E.MASA INKUBASI

Masa inkubasi dari virus influenza bervariasi antara 1 – 7 hari.

F.SUMBER DAN CARA PENULARAN

Penularan Flu Burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas satu peternakan, bahkan dapat menyebar dari satu peternakan kepeternakan daerah lain. Sedangkan penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau secret dari unggas terserang Flu Burung. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang Flu Burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas.
Cara penularan pada perawatan Flu Burung
1.Kontak : Langsung dan tidak langsung
Penularan dapat terjadi pada kontak langsung dari kulit pasien kekulit penjamu rentran.
2.Droplet :
Dapat melalui percikan cairan dari penderita keorang lain. Mekanisme perpindahan percikan dihasilkan oleh penderita melalui bersin, berbicara dan lain-lain.

G.UPAYA PENCEGAHAN

Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan secret unggas, dengan tindakan sebagai berikut:
•Setiap orang yang berhubunga dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kaca mata renang)
•Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik (ditanam/ dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya ( dalam jarak + 5 km )
•Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakkan harus dicuci dengan desinfektan.
•Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
•Mengkonsumsi daging unggas yang telah dimasak pada suhu 80°C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64°C selama 5 menit.
•Melaksanakan kebersihan lingkungan.
•Melaksanakan kebersihan diri (personal hygiene)

H.PENATALAKSANAAN

Jika didaerah tempat tinggal terdapat penderita ataupun dugaan penderita Flu Burung maka langkah-langkah yang perlu diambil:
•Melakukan rujukan ke RSPI-SS (Rumah Sakit Penyakit Infeksi- Sulianti Suroso)
•Rawat inap penderita Flu Burung atas indikasi:
1) Demam > 38°C
2)Nyeri tenggorokan
3)Batuk, pilek, bersin, nyeri otot
4)Pada keadaan yang berat timbul respiratory distress akibat pneumonia virus.
5)Adanya kontak dengan unggas di peternakkan, terutama jika unggas tersebut menderita/ mati dalm 7 hari terakhir.
6)Perawatan dilakukan paling sedikit 1 minggu.

No comments:

Post a Comment